Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Selasa, 18 September 2007

Keluarga Ikhlaskan Kepergian Arief


BEKERJA sebagai pilot yang memang mempunyai resiko tinggi. Almarhum Arief Mulyadi, pilot dalam kecelakaan pesawat MD-82 milik One-To-Go Airlines yang jatuh dan meledak dan menyebabkan lebih dari 88 orang tewas di Bandara Internasional Phuket, sudah seringkali mengingatkan resiko tersebut kepada keluarganya.

Meski sadar akan resiko pekerjaan seorang pilot, peristiwa kecelakaan yang membuat nyawa Arief melayang tetap membuat shok dan sedih bagi keluarga yang ditinggal. Mereka berusaha tegar dengan mengingat pesan-pesan almarhum selama ini.

"Tapi kami ikhlas, kasihan bapak kalau tidak ikhlas," ucap Agung Bayu Hanggono, Selasa (18/9) putra sulung Arief Mulyadi usai acara pemakaman di TPU Pondok Ranggon.


"Kami sejak kecil memang sudah dibiasakan dan diberitahu oleh bapak mengenai resiko terburuk sebagai seorang pilot. Dan kami pun juga sadar jika suatu waktu kecelakaan seperti ini bisa terjadi," lanjut Agung dengan mata berkaca-kaca.

"Namun tetap saja berat rasanya ketika hal ini (kecelakaan) terjadi," katanya.

Agung juga menceritakan, jika dalam kontak terakhir, yakni satu hari sebelum kecelakaan, Ayahnya juga sempat berpesan agar dirinya menjadi orang yang sabar dan tak lupa untuk menjaga keluarga khususnya kedua putranya, Muhammad Izal dan Muhammad Natzim.

Sementara itu, Lies Farikha istri almarhum yang terlihat shok dan sempat pingsan beberapa kali saat pemakaman, terus memanjatkan doa serta mengucapkan kalimat istigfar dan takbir. Ibu tiga anak ini, mengatakan tidak mempunyai firasat apapun mengenai kejadian yang merengut suami tercintanya.

"Saya baru tahu dia meninggal, Minggu (16/9) malam. Tidak ada firasat apa-apa sebelum kecelakaan itu terjadi," kata Lies lirih dengan tatapan mata yang merawang jauh ke arah makam suaminya.

Arie Mulyadi merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara, kelahiran Klaten, 30 April 1950. Dia lulus dari Akademi Militer Angkatan Udara (Akmil AU) pada 1974. Sebelum menyatakan pensiun dini, Arif menjabat Komandan Skuadron 17 Lanud Halim Perdanakusuma. (why/h10)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net