Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 12 Desember 2007

Relawan Asing Bantu Green Babel

* Perkenalkan Babel
* Beri Laporan Ke SBY

Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi

NUSA DUA -- Yayasan Babel Hijau (YBH) mendapat bantuan dua relawan asing dalam pelaksanaan Green Babel Ekspo di Nusa Dua, Bali, pada 7-14 Desember 2007. Michael (24), warga negara Australia, dan Emika (34), warga keturunan Indian, merelakan waktunya untuk membantu upaya memperkenalkan lingkungan Babel ke dunia Internasional dalam acara UN Climate Change Conference (UNCCC) 2007 yang hingga kini masih berlangsung di pulau Dewata.
Ketua sekaligus pendiri YBH, Syahidil mengatakan dua WNA tersebut tertarik menjadi relawan setelah mendengar penjelasan dan membaca program kegiatan Green Babel. Bersama dua relawan WNI lainnya, yang ikut membantu YBH, Michael dan Emika langsung terjun mengedarkan serta menginformasikan program-program upaya penyelematan lingkungan Babel kepada para peserta seminar dan Ekspo UNCCC 2007.

"Tujuan kita dalam kegiatan ekspo ini adalah memperkenalkan lingkungan Babel yang rusak akibat aktifitas penambangan. Selama ini Babel telah memberikan sumbangsihnya sebagai penghasil timah terbesar di dunia. Maka sudah sebaiknya pula kalau dunia memberikan perhatiannya dalam upaya penyelematan lingkungan Babel," ungkap Syahidil saat dihubungi Bangka Pos Group, Rabu (12/12).

Di hari kelima keikutsertaannya dalam UNCCC 2007, Rabu (12/12), YBH mendapat kesempatan berkunjung ke desa wisata energi di Pulau Nusa Penida, Bali. Kunjungan lapangan itu dikuti Syahidil bersama Riko, koordinator website YBH, dan 120 peserta lainnya yang terdiri dari praktisi bidang tim industri energy renewable, pengamat dr luar negeri, LSM-LSM lingkungan, pers, dan perwakilan dari peserta pameran.

Syahidil mengatakan kunjungan ke Penida menambah pengetahuan YBH dalam hal pengelolaan energi dengan menggunakan pola integrated green energy. Di Penida, rombongan melihat pengelolaan energi yang dihasilkan dari sembilan unit kincir angin dan pembangkit listrik. Rombongan juga diperlihatkan tentang tempat pembibitan dan pemanfaatan Jatropha oil sebagai biodiesel serta pengeringan rumput laut dengan menggunakan tenaga surya.

"Nusa Penida Integrated Green Energy sangat sangat bisa diaplikasikan di daerah terpencil terutama yg merupakan daerah kepulauan di Pulau Bangka Belitung, seperti Pulau Nangka, Semujur, Ketawai, Selat Nasik, Lepar pongok dan daerah sejenis lainnya," ujarnya.

Namun, kata Syahidil, pengaplikasian itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk satu kincir angin diperlukan dana sebesar Rp 3-5 miliar. "Sebagai permulaan, kita telah mengadakan perjanjian tidak tertulis untuk pembibitan Jatropha di Babel," tukas Syahidil yang menambahkan Green Energy merupakan sumbangsih tak ternilaikan bagi penyelamatan bumi. Dan konsep itu sesuai dengan misi YBH dalam mengembangkan pembangunan sebuah daerah haruslah mengintegrasikan tiga hal yaitu For People, For Profit dan For Planet (untuk manusia, untuk keuntungan, dan untuk bumi).

Beri Laporan ke SBY

Lebih lanjut, saat disinggung soal program kerja ke depan, Syahidil mengaku YBH telah menyerahkan progam kerja yayasan yang dipimpinnya ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penyerahan dilakukan di sela-sela acara UNCCC 2007 yang memang dibuka presiden.

Selain itu, tekad YBH menyelenggaran seminar lingkungan juga disambut sejumlah pihak terkait. Diantaranya Departemen ESDM yang telah menerima laporan YBH terkait lahan kritis dan lahan bekas tambang yang banyak terdapat di Babel.

"Seminar yang kita beri judul Green Babel For Green World akan diselenggarakan pada 3-6 Juli 2008. Lewat ekspo yang sekarang ini kita ikuti, kita juga mengedarkan undangan. Selain itu, Gubernur Babel, Bapak Eko Maulana Ali turut melakukan hal yang sama, memberikan undangan kepada kepala daerah lain, dalam pertemuannya di Batam pada beberapa waktu lalu," pungkasnya. (*)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net