Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Jumat, 25 Januari 2008

Jelang Olimpiade 2008, Atlet Marathon Dilema

JAKARTA -- Atlet marathon Indonesia, Yahuza, mengaku sedang bimbang. Hal itu menyusul pencantuman namanya dalam kontingen Olimpiade Beijing 2008. Yahuza bingung apakah harus berlaga di olimpiade atau Pekan Olahraga Nasional XVII di Kalimantan Timur.

Yahuza mengatakan keharusannya untuk memilih dikarenakan kedekatan waktu pelaksanaan kedua ajang olah raga tersebut. Olimpiade direncanakan pada Agustus sementara PON bakal digelar pada Juni mendatang.

"Untuk marathon, kita tidak boleh bertanding dalam rentang waktu yang berdekatan. Harus ada jeda waktu untuk pemulihan. Itu sudah peraturan umum. Karenanya saya masih bingung apakah ikut Olimpiade atau PON," ungkap atlet marathon asal Babel yang kini bernaung dibawah KONI Kaltim tersebut saat ditemui di hotel Century, Jakarta, Selasa (22/1).

Sebelumnya, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault telah meresmikan secara simbolis pemusatan latihan nasional untuk Olimpiade Beijing 2008, Senin (21/1). Kontingen olimpiade terdiri dari 98 atlet dari 15 cabang olahraga. Termasuk di dalamnya cabang olahraga Marathon yang terakhir kali diikuti Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992.

Yahuza menuturkan dalam kontingen olimpiade, dia dipasangkan dengan atlet asal Palembang, Jauhari Johar. Peraih medali emas di PON Sumsel tersebut akan menemani Yahuza selama pemusatan latihan yang rencananya dilakukan di daerah Pangalengan, Jawa Barat.

"Setelah peresmian kemarin, seharusnya kita sudah mulai latihan. Tapi mungkin nanti baru mulai minggu depan. Saya harus pulang ke Babel dulu untuk mempersiapkan segala sesuatunya," kata suami Nita Rila Yanti itu.

Kembali pada kebimbangannya, Yahuza menyebutkan ada usul yang menurutnya cukup menarik. Usul itu adalah khusus atlet yang bakal bertarung di Olimpiade, mereka akan tetap mendapat bonus PON seperti yang telah dijanjikan. Dengan demikian, atlet tersebut tidak harus dipusingkan dengan penghasilan yang biasanya didapat dari bonus-bonus prestasi yang mereka raih.

"Ya kita tidak bisa memungkiri kalau kita hidup dari bonus. Kalau tidak ada bonus berarti kita tidak ada penghasilan. Tapi terlepas dari itu, saya belum bisa memberikan keputusan. Lagi pula pihak KONI Kaltim pun belum ada memberikan arahan. Mungkin mereka belum tahu tentang ini," tandas Yahuza.

Jika usul yang menjadi jalan keluar tersebut tidak dapat dilakukan, Yahuza mau tidak mau akan ikut bertanding di PON Kaltim 2008. Namun, lanjutnya, dia tidak akan turun di nomor marathon. Yahuza akan memilih berlaga di nomor lari jarah jauh 5000 km atau 10.000 km.

"Alternatif terakhir ya seperti itu. Lagipula untuk PON di nomor nomor 5000 dan 10.000, saingannya tidak terlalu berat. Saya cuma harus berhadapan dengan Jauhari. Dua pesaing berat lainnya di nomor itu tidak bisa ikut karena sedang pendidikan," imbuhnya. (Persda Network/Mun)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net