Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Kamis, 06 November 2008

Sukses Laskar Pelangi, Riri Siapkan Sang Pemimpi

* Bupati Ingat Masa Kecil

edisi: Kamis, 06 November 2008

PANGKALPINANG, BANGKA POS -- Setelah sukses dengan Laskar Pelangi, kini Mizan Production sedang mempersiapkan naskah kedua penggarapan film terbaru mereka dengan latar Bangka Belitung. Sutradara Riri Riza dan Produser Mira Lesmana bahkan sudah memproyeksikan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata sebagai garapan baru mereka untuk diangkat ke layarputih.

Mira dan Riri didampingi beberapa artis pendukung seperti Matias Muchus, Lukman Sardi, Rio Wikana dalam jumpa pers bersama wartawan di ruang VIP bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Rabu (5/11) mengatakan jika naskah film dirampungkan, maka antara 2009 hingga 2010 film tersebut mulai diproduksi.

“Saat ini kita sudah mulai membuat naskah film kita yang berikutnya. Kebetulan masih dari novel yang dikarang oleh Mas Andrea Hirata yaitu Sang Pemimpi. Mengenaii waktunya kapan? Saya pikir kita masih harus garap dulu naskahnya. Kalau sudah rampung, baru kita produksi,” kata Mira.

Guna mengulang sukses film Laskar Pelangi, kemungkinan besar tokoh-tokoh yang akan terlibat diperankan oleh wajah-wajah lokal. Mira mengaku, pengalaman bekerjasama dengan warga lokal ternyata memiliki sensasi tersendiri. Tokoh-tokoh kecil di Film Laskar Pelangi merupakan satu contoh sukses keberhasilan film tersebut.

Sementara sang sutradara Riri Riza menegaskan bahwa ada tantangan tersendiri ketika mensineaskan sebuah novel dengan paduan peran-peran natural yang dimainkan oleh wajah-wajah lokal.

“Saya melihat Babel salah satu gudang pemain-pemain film yang potensial. Ikal dan kawan-kawan merupakan bukti bahwa kekuatan film Laskar Pelangi adalah keluarbiasaan peran anak-anak tersebut. Mengenai lokasi film kita berikutnya, kemungkinan kita akan cari lokasi lain tetapi tetap di Bangka. Bisa saja di Belinyu yaitu dekat Pha Kak Liang atau lokasi lain seperti Muntok,” ujar Riri.

Ia meyakinkan, beberapa daerah di Bangka dan Belitung merupakan objek latar yang sensasional. Dengan suasana kelokalan yang kental serta didukung faktor kultur dan budaya masyarakat setempat, film kedua ini diharapkan dapat mengulang sukses Laskar Pelangi.

Coaching Clinik

Sementara salah satu pemeran dalam Film Laskar Pelangi Matias Muchus memberikan apresiasi besar terhadap bakat-bakat muda Babel. Jika memiliki kesempatan, ia berharap dapat memberikan coaching clinik (pelajaran) seputar dunia peran terhadap muda-mudi yang konsen dan tertarik di bidang ini.

“Sayang kalau potensi besar itu kita sia-siakan. Mungkin ini bisa jadi pekerjaan rumah pemerintah daerah atau insan-insan seni Babel dalam memoles mutiara-mutiara seperti Ikal, Mahar, atau anak-anak lainnya,” tutur Matias.

Lukman Sardi, pemeran Ikal (dewasa) dalam film Laskar Pelangi menambahkan, dunia perfilman Indonesia sedang memiliki fenomena peran baru yang sangat natural dan progresif dengan kehadiran wajah-wajah lokal Babel.

“Ada sesuatu yang baru dalam dunia perfilman kita. Muncul wajah-wajah lokal yang ternyata tak kalah bagusnya dengan artis-artis Jakarta. Masyarakat Babel harusnya bangga atas karunia ini. Kami harap akan lahir Ikal atau Aling baru di Babel kemudian hari,” tandas Lukman.

Sementara, data yang berhasil direkap dari seluruh bioskop di Indonesia, jumlah penonton film Laskar Pelangi sudah mencapai 3,75 juta orang.

Masa Kecil

Rabu (5/11), film Laskar Pelangi kembali diputar di Koba. Pada siangnya film ini ditonton para pejabat dab pegawai di Pemkab Bangka Tengah. Sedangkan malam harinya dinikmati ribuan warga Koba.

“Saya tidak berkomentar banyak, filmnya luar biasa,” kata Camat Koba, Julhasnan usai menonton film tersebut.

Sama halnya dengan Kabag Umum dan Perlengkapan Setda Bangka Tengah, Syahril, yang tampak haru usai menonton Laskar Pelangi. “Terus terang saya sangat terharu sekali,” ujar Syahril dengan mata berkaca-kaca.

Bupati Bangka Tengah, H Abu Hanifah, ketika ditemui harian ini usai menonton mengakui kehebatan film tersebut. “Luar biasa filmnya, itu merupakan karya besar, banyak pelajaran yang kita petik dari film itu,” kata Abu Hanifah dengan mata berkaca-kaca.

Abu Hanifah mengaku, film tersebut benar-benar menggambarkan kondisi masyarakat Bangka Belitung pada saat itu. Dia pun teringat akan masa kecilnya.

“Menonton film itu mengingatkan saya pada masa-masa sekolah dulu, hanya menggunakan sandal atau sepatu karet dengan tas dari kulit mengkuang, kondisi ekonomi saat ini sangat susah. Dengan menonton film itu dapat menggugah dan menyadarkan semangat juang kita untuk membangun. Saya berharap film tersebut memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua,” tandas Abu Hanifah.

Penayangan film Laskar Pelangi di Bangka Tengah dilakukan sebanyak empat kali pemutaran. Pemutaran pertama hingga tiga akan dilaksanakan secara in door (ruangan tertutup--red), yakni ruang rapat Kantor Bupati Bangka Tengah sedangan pemutaran keempat digelar di Stadion Porkap Koba. Pemutaran film ini berkat kerjasama Miles Film, Mizan Production, Bangka Pos Group, Pemkab Bangka Tengah. (byo)

http://www.bangkapos.com/berita/f094d4578a0c44783c474e45cabfaf19/15198/baca/1/0/0/1/2008/November/06/0


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net