Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 28 November 2007

Demi Pohon, Ibu Menteri Siap Pingsan

Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi

SIAPA suruh jadi istri menteri. Apalagi ketika perhatian dunia sedang terpusat pada masalah pemanasan global. Dan Indonesia dalam waktu dekat ini menjadi tuan rumah pertemuan internasional tentang masalah tersebut.

Untuk membantu menyukseskan program penghijauan guna mengurangi pemanasan global, Rossi Anton Apriyantono, rela menunda waktu makannya. Bahkan ketika diingatkan salah seorang stafnya untuk segera makan siang, sekitar pukul 13.30 WIB, istri Menteri Pertanian Anton Priyantono itu dengan enteng menjawab.

"Ntar aja. Paling juga pingsan," kata Rossi usai acara penutupan Konferensi Kearifan Lokal Perempuan Indonesia Dalam Perubahan Iklim Global di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/11).

Selama dua hari terakhir, terhitung sejak 27-28 November 2007, Rossi bersama sejumlah istri menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB), yang tergabung dalam Solidaritas Istri KIB (SIKIB), ikut terlibat dalam acara konferensi Kearifan Lokal Perempuam Indonesia Dalam Perubahan Iklim Global di Hotel Borodur. Kegiatan yang mengawali gerakan tanam dan pelihara 10 juta pohon itu diselenggarakan bersama enam organisasi perempuan terbesar di Indonesia dan panitia nasional Hari Ibu ke-79 tahun 2007.

Enam organisasi perempuan yang ikut bersama SIKIB adalah Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dharma Wanita Persatuan, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Tim Penggerak PKK, dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB). Bersama-sama mereka menyambut dan mengkoordinir sedikitnya 700 peserta konferensi.

Meski kelelahan, para deklarator gerakan tanam dan pelihara 10 juta pohon merasa cukup gembira. Antusias para peserta konferensi yang ingin ikut terlibat dalam penanaman pohon menjadi langkah awal untuk mengurangi pemanasan global di Indonesia. Rossi mengatakan setidaknya pohon-pohon yang mulai ditanam secara serentak pada Sabtu (1/12), pukul 08.00 WIB atau 09.00 WITA atau 10.00 WIT, itu akan menjadi warisan untuk anak dan cucu di masa depan.

"Insya Allah, saya optimis," ujar perempuan yang sudah terlihat pucat waktu diingatkan stafnya untuk segera makan siang itu.

Pernyataan senada dilontarkan Evi Murbayati Mardiyanto di tempat yang sama. Istri Menteri Dalam Negeri Mardiyanto tersebut berharap perempuan Indonesia tidak hanya ikut menanam, tapi juga memilihara pohon yang telah ditanamnya.

"Selain menanam nanti ada juga mekanisme untuk mengontrol pemeliharaannya. Jadi tidak sekedar menanam saja," kata Evi kepada Persda di Hotel Borobudur, Rabu (28/11).

12,8 Juta Pohon

Lebih lanjut, Rossi mengatakan antusias perempuan Indonesia terlihat dari kesiapan pohon yang akan ditanam mulai Sabtu (1/12) mendatang di seluruh pelosok Indonesia. Berdasarkan konfirmasi yang diterima panitia gerakan tanam dan pelihara 10 juta pohon, sedikitnya 12,8 juta berbagai jenis pohon siap untuk ditanam secara serentak. Pohon-pohon itu berasal dari bibit yang disiapkan Departemen Kehutana dan juga swadaya masyarakat.

"Jumlah itu masih sementara. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah," tutur Rossi yang menjabat sebagai sekretaris dalam panitia Gerakan Tanam dan Pelihara 10 juta pohon.

Guna menggiatkan program tersebut, Rossi menambahkan bahwa Presiden SBY berjanji memberikan award atau penghargaan kepada mereka yang dinilai berhasil. Hingga kemarin, panitia sedang membuat kriteria penentuan pemenang award yang dijanjikan SBY. Secara umum, lanjut Rossi, kriteria penilaian terdiri dari ketepatan waktu menanam, pemeliharaan, dan perkembangan pohon.

"Untuk lebih lengkapnya mungkin nanti. Sekarang kriteria itu sedang kita bahas. Tapi sebenarnya award dari bapak presiden itu hendaknya sebagai pemicu saja. Yang pasti kita menanam pohon untuk warisan anak-cucu nanti," pungkasnya. (*)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net