Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Selasa, 18 Desember 2007

Di Rumah Babe 'Bakal' Ada Kawinan

Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi


JAKARTA -- Tegar. Demikian sikap yang ditunjukkan H Hosim, ayah Suryadi Suryaningrat (39), satu dari lima pegawai Departemen Luar Negeri (Deplu) yang tewas dalam kecelakaan mobil di Indramayu sepulangnya mereka dari KTT Perubahan Iklim di Bali, Senin (17/12) dini.

Hosim tidak pernah menyangka mimpi yang diceritakan salah satu kakak perempuan Suryadi menjadi tanda perpisahan. Keramaian yang kalau berdasarkan mimpi tersebut seharusnya diwarnai kebahagian malah berubah sebaliknya. Hosim harus mengantarkan putranya berpulang ke tempat peristirahatan terakhir.

"Mpok-nya (kakak-red) Suryadi bilang ke saya, di rumah babe bakal ada kawinan," ungkap Hosim saat ditemui Persda di kantor Deplu di Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Senin (17/12) siang.

Pensiunan Deplu itu melanjutkan kalau dirinya sempat terusik dengan cerita mimpi yang dituturkan kakak Suryadi. Namun dia tidak memahami pesan sebenarnya yang ingin disampaikan bunga tidur tersebut. Hosim baru sadar setelah telepon berdering pada Senin (17/12) sekitar pukul 03.00 WIB.

Hosim sempat terhenyak saat menerima telpon yang ternyata datang dari kepolisian Indramayu, Jawa Barat. Aparat keamanan itu menyampaikan bahwa musibah menimpa Suryadi dan lima rekannya yang antara lain Darmadja, Rasto, Tatang Santoni, Kusyono, dan Alif Suraji. Mobil dinas Deplu yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan.

Selang beberapa lama, kabar itu berlanjut dengan kesedihan mendalam. Suryadi dan empat rekannya tewas akibat luka yang diduga akibat benturan keras saat terjadi kecelakaan. Hanya Rasto yang selamat meski harus menjalani perawatan intensif dan keadaannya dinyatakan kritis. Hosim pun mendatangi Deplu untuk berkoordinasi terkait pengurusan jenazah putranya pada siang kemarin.

"Yah mau diapain lagi dek. Namanya juga musibah. Semua itu Allah yang ngatur. Saya cuma mau minta maaf kalau-kalau dia ada khilaf atau dosa. Semoga amal ibadahnya bisa diterima di sisi Allah," ujarnya kepada teman-teman sejawat Suryadi di Deplu. Hosim menambahkan keramaian di rumah saya ternyata tanda kepergian Suryadi.

Sedikit berbeda, Gito Aryanto, rekan kerja para korban yang bertugas di bagian serupa, menyayangkan ketidakpulangan Alif yang seharusnya bisa lebih awal karena anaknya sakit. Padahal ia sudah mengajukan usulan agar Alif segera pulang dari perjalanan dinasnya.

"Sebelum berangkat tanggal 29 (November) kemarin, anaknya Alif sakit bahkan masuk ke rumah sakit. Saya sempat mengajukan kepada atasan agar Alif pulang lebih cepat karena anaknya sakit. Tapi entah kenapa Alif pulang hari ini," kata Gito dengan mata berkaca-kaca ketika ditemui Persda di kantor Deplu, Senin (17/12). Alif memang pulang lebih cepat, pulang untuk selama-lamanya meninggalkan anak dan istrinya.

Disemayamkan di Deplu

Terpisah Jubir Deplu Kristiarto Legowo membenarkan adanya musibah yang mengakibatkan meninggalnya lima staf terbaik Deplu di bidang Informasi dan Media. Namun dia belum bisa menceritakan kronologis peristiwa naas itu.

"Kabar yang saya terima, mobil yang mereka kendarai menabrak tronton yang sedang berhenti. Tapi jelasnya bagaimana kita belum menerima laporan resmi dari kepolisian," kata Kristianto di kantor Deplu, Senin (17/12).

Ditambahkannya, sejauh ini Deplu akan memfasilitasi kepengurusan jenazah para korban dengan mempertimbangkan permintaan keluarga yang ditinggalkan. Satu permintaan dilayangkan Ny Lilis yang ingin almarhum suaminya, Kusyono, dimakamkan di Kuningan Jawa Barat.

Sementara itu empat jenazah lainnya dibawa dari RS Bhayangkari Indramayu menuju kantor Deplu. Hal itu berkenaan dengan penghormatan terakhir yang akan diberikan segenap pegawai Deplu.

"Nanti akan disemayamkan di sini sekitar 1-2 jam. Baru nanti dibawa ke rumah duka masing-masing," katanya.

Berdasarkan pantuan, sejumlah persiapan dilakukan jajaran Deplu di ruang aula Nusantara kantor Deplu Jalan Pejambon. Empat buah peti mati diatur di tengah ruangan yang cukup luas itu. Sejumlah karangan bunga juga berdatangan menyampaikan bela sungkawa. Diantaranya terlihat karangan bunga dari Presiden SBY.

"Saya juga minta doa rekan-rekan sekalian untuk rekan yang kita yang selamat yaitu Rasto," imbuh Kristiato. (*)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net