Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 26 Maret 2008

Reklamasi Babel Butuh Rp 2 Triliun


JAKARTA, BANGKA POS - Provinsi Bangka Belitung membutuhkan dana sedikitnya Rp 2 triliun untuk mereklamasi lingkungannya. Saat ini, PT Timah Tbk memiliki dana reklamasi sebesar Rp 120 miliar. Itu pun jika diakumulasi dengan dana reklamasi hingga tahun 2007.

Humas Yayasan Babel Hijau (Green Babel Foundation) Marwan mengatakan itu kepada Bangka Pos Group di Jakarta, belum lama ini. Marwan mengatakan, informasi itu dilontarkan Dirut PT Timah Tbk Wachid Usman dalam pertemuan dengan beberapa pengurus Yayasan Babel Hijau di kantor perwakilan PT Timah Tbk, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, pada Selasa (18/3) malam. Pertemuan itu mengagendakan pembahasan rencana pelaksanaan konferensi internasional tentang lingkungan yang bertajuk Green Babel For Green World.

Turut hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu antara lain Ketua YBH Syahidil didampingi Sekretaris M Wirsta Firdaus, serta asisten Menteri KLH Rasio Ridho Sani selaku steering comitte untuk acara konferensi internasional yang bakal digelar pada Juli mendatang.

Marwan menjelaskan, kekurangan dana tersebut bisa ditutupi lewat event internasional yang bakal diselenggarakan nanti. Rencana pelaksanaan konferensi internasional yang dirancang YBH disambut baik oleh Wachid yang juga peduli dengan kondisi lingkungan di Babel. Beberapa saran disampaikan Wachid demi suksesnya acara tersebut.

“Pak Wachid juga bilang kalau untuk reklamasi lingkungan dibutuhkan sesuatu agar menggerakkan masyarakat. Sesuatu yang lebih nyata,” ujarnya.


Sementara Ketua YBH Syahidil mengatakan setidaknya ada dua tujuan diadakan konferensi internasional. Pertama, YBH ingin menggugah perhatian dunia internasional untuk peduli terhadap kondisi lingkungan Babel yang banyak rusak akibat kegiatan penambangan. Dunia internasional bisa disebut ikut bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi mengingat Babel sebagai pemasok timah terbesar.

Kedua, dan yang paling utama adalah menumbuhkan rasa kepedulian jamak atas lingkungan di segenap lapisan masyarakat Babel. Pasalnya, lanjut Syahidil, percuma saja jika mereka yang sedikit terus melakukan penghijauan kembali, sementara yang merusak lebih banyak.

“Rasa peduli lingkungan yang jamak kita harap dapat tumbuh lewat serangkaian kegiatan dalam konferensi baik itu seminar yang bertemakan penambangan, pameran yang memberikan edukasi, serta serangkaian kegiatan lainnya,” tegas Syahidil seraya mengaku bahwa YBH sendiri belum bisa berbuat banyak dalam melakukan penghijauan karena tidak memiliki lahan.

Jangan Dimanjakan Dana

Terpisah, pelopor gerakan Green Minning, Jeffrey Mulyono, mengatakan kiranya dalam melakukan penghijauan atau reklamasi terhadap lahan bekas tambang, masyarakat tidak dimanja dengan dana bantuan. Setiap orang bisa menanam pohon, namun belum tentu mereka memeliharanya hingga tumbuh dengan baik.

“Untuk memelihara itulah dibutuhkan semangat yang datang dari diri sendiri. Kalau saya lebih baik membagikan bibit kepada masyarakat lalu biarkan mereka menanamnya tanpa diberikan dana. Tapi beberapa bulan kemudian, kita memberikan dana kepada para mahasiswa untuk mengontrol tanaman yang ditanam tadi,” ungkap Jeffrey saat menyambut rombongan Yayasan Babel Hijau (YBH) di kantornya, Gedung Irama, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, awal pekan lalu.

Dari tindakan itu, lanjut Jeffrey, banyak manfaat yang dapat diperoleh. Selain pohon yang ditanam, para mahasiswa juga belajar dari cara mengukur hingga merawat pohon atau tumbuhan lain yang berguna untuk penghijauan.

“Tapi soal dana untuk para mahasiswa ya jangan besar-besar juga. Nanti sama saja dengan memanjakan. Yah paling buat ongkos jalan dan konsumsi mereka,” katanya.

Hal senada diutarakan Dirut PT Timah Tbk, Wachid Usman yang berbicara dengan tema sama. Guna lebih mendorong masyarakat untuk sadar lingkungan, Wachid mengaku tengah menyusun sebuah buku yang diharapkan dapat menjadi inspirasi masyarakat. “Semoga dalam waktu dekat ini, buku itu bisa diterbitkan,” imbuh Wachid. (mun)

http://www.bangkapos.com/bangkapos/22b04db45fa6450f7d62d1b3a4973f0b/7325/baca/1/
0/0/1/2008/Maret/26/0