Penghargaan Bukan Jadi Ukuran

Salah satu penerima penghargaan yang diberikan Gubernur adalah Sjahrildi Hormein yang dikenal sebagai Ketua Umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta dan sekitarnya periode 19982002. Namun, hingga kemarin, Sabtu (29/11), Sjahrildi mengaku belum menerima PIN dan piagam yang seyogyanya menjadi milik pria kelahiran Pangkalpinang 21 Februari 1946
Bagaimana tanggapan Sjahrildi terhadap penghargaan yang diterimanya? Berikut petikan wawancara wartawan Bangka Pos Group, M Ismunadi, dengan Sjahrildi di toko buku Gramedia, Jalan Matraman Raya, Jakarta, Sabtu (29/11).
Bagaimana perasaan Anda sebagai penerima PIN dan Piagam penghargaan?
Sebenarnya tidak terlalu kaget. Mungkin kawankawan, termasuk Pak Gubernur, tahu bahwa sebenarnya aku ikut dalam kegiatan pembentukan Provinsi.
Tapi kalau kawankawan di Jakarta. Mungkin katakanlah yang termasuk dalam presidium, saya adalah orang yang tidak layak untuk menerima itu. Tapi bagi saya itu bukanlah suatu hal yang menjadi ukuran. Kalau diberikan bisa terima, kalau tidak pun tidak menjadi masalah.
Kita menghargai upaya yang dilakukan Pak Gubernur, dimana beliau punya gagasan atau keinginan untuk diberikan penghargaan kepada orangorang yang dulu dianggap telah berjuang untuk terjadinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kenapa ada yang tidak setuju?
Kejadiannya begini, waktu itu, saya jadi ketua umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta, itu tahun 19982001. Nah, pada saat perjuangan untuk menjadikan Bangka Belitung sebagai satu provinsi yang pisah dari Sumatera Selatan, kami dituntut kawankawan pejuang dari Bangka supaya bikin suatu pernyataan bahwa MKMB mendukung itu.
Sebagai sebuah organisasi, tuntutan itu kemudian dibawa dalam rapat MKMB. Di situ kawankawan sepakat kita tidak usah membuat suatu pernyataan untuk dukungan. Karena kondisi yang demikian, saya dianggap tidak mendukung pembentukan provinsi.
Sikap Anda sendiri bagaimana dengan perjuangan tersebut?
Dalam hal ini, memang ada perbedaan pendapat, saya sendiri menganggap yang paling penting dalam perjuangan itu adalah bagaimana kita memikirkan kesejahteraan bagi masyarakat Babel. Provinsi sendiri sebetulnya merupakan suatu alat, alat kita untuk mencapai kesejahteraan tersebut. Waktu itu kami berpikir bahwah)mungkin lebih baik kita ini kan dulu, otonomikan dulu, baik Bangka atau Belitung, jadikan tingkat II dulu. Setelah kuat baru dijadikan provinsi.
Mungkin pendapat saya ini kurang tepat, tapi itulah demokrasi. Boleh saja kan punya suatu pandangan yang beda. Karena waktu itu kita melihat, untuk jadi provinsi, sebetulnya mungkin tanpa suatu perjuangan pun kita pasti jadi provinsi. Karena waktu itu kita bersamasama Banten sudah cukup lama memperjuangkannya.
Lalu bagaimana Anda bisa dianggap berjasa?
Dalam kegiatan atau usaha untuk menjadi provinsi ini bisa ditanyakan kepada kawankawan, baik yang di Bangka dan Jakarta. Artinya, sejauh mana kegiatan saya dalam kegiatan tersebut. Mereka bisa menyatakan apakah aku ini memang dukung atau tidak.
Kalau pun saya dianggap tidak ada mendukung upaya untuk pembentukan provinsi, apakah saya bersikap apatis setelah Babel menjadi provinsi? Kan tidak. Buktinya banyak yang telah saya lakukan untuk Babel.
Pemberian penghargaan yang dilakukan Gubernur menuai pro dan kontra. Bagaimana menurut Anda?
Berkaitan menentukan siapasiapa saja yang dianggap berjuang dan siapasiapa saja yang katakanlah berhak atau patut diberikan suatu penghargaan atau suatu tanda jasa tadi, ini menjadi sesuatu hal yang perlu diperhatikan secara lebih bijak. Kita mungkin perlu menetapkan kirakira kriteria sebagai pejuang atau berjuang itu bagaimana.
Saya dapat informasi ada 400 nama yang akan diberikan penghargaan berupa PIN atau piagam. Jujur saja, saya enggak tahu siapasiapa yang masuk daftar nama tersebut. Cuma saya dengar nama saya ikut masuk. Padahal jujur saja selama ini saya dianggap sebagai orang yang tidak mendukung provinsi. Walau pun ini adalah suatu perbedaan persepsi terkait masalah itu tadi.
Apa yang menjadi kriteria dalam menentukan penerima penghargaan kali ini?
Nah ini, sayangnya saya tidak tahu persis orangorang yang berjumlah 400 orang itu siapa saja. Cuma kabar dari kawankawan, minimal 400 orang itu adalah orangorang yang masuk dalam kepengurusan presidium. Kebetulan saya masuk dalam kepengurusan itu sebagai salah seorang dewan pembina kalau tidak salah, atau penasehat.
Mungkin karena saya masuk dalam dewan presidium, ya itu yang membuat saya diberikan PIN dan piagam.
Menurut Anda kriteria idealnya seperti apa?
Saya kira pertama adalah orangorang yang aktif dalam usaha sampai terbentuknya suatu presidium ini. Dimana waktu itu kawankawan, pemuda Bangka maupun Belitung, mereka lah yang tadinya pertama mengikrarkan untuk pembentukan provinsi ini. Kalau tidak salah waktu itu ada pembentukan yang namanya Komite Perjuangan Pembentukan Provinsi Bangka Belitung. Jadi bukan sekadar mereka yang masuk dalam kepengurusan.
Saya sendiri tahu persis bahwa dalam kepengurusan presidium, banyakh)juga namanama yang tercantum di situ tapi mohon maaf mereka tidak banyak berbuat dalam kegiatannya. Istilahnya cuma nama saja. Dan banyak juga namanama yang tidak termasuk dalam kepengurusan presidium, mereka aktif dalam kegiatan.
Saya pikir, pemerintah atau yang mencakup hal ini, perlu membentuk sebuah tim untuk katakanlah menyeleksi siapa yang pantas mendapatkan itu (PIN dan piagam).
Tim yang seperti apa?
Tim ini dibentuk dari beberapa unsur. Mungkin dari setiap kabupaten. Misalnya si A yang mau dijadikan orang yang menerima penghargaan, maka tim akan berembuk dulu apakah benar si A ini pantas dan berhak. Artinya mereka (tim) tahu bahwa si A ini ikut berjuang dulu.
Bahwa kita tidak tahu waktu mereka menentukan namanama itu, apakah ada tim atau kah perseorangan, kita tidak tahu. Di sini bisa saja terjadi pendapat yang kurang benar.
Apakah daftar 400 orang penerima penghargaan harus ditinjau ulang?
Saya tidak bisa bilang begitu. Karena seperti sudah saya katakan, kita harus menghargai upaya Pak Gubernur yang punya gagasan atau keinginan untuk diberikan penghargaan kepada orangorang yang dulu dianggap telah berjuang untuk terjadinya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (*)
– — – — – — – — – — – — –
BIODATA
Nama Lengkap : Sjahrildi Hormein
Tempat / Tanggal Lahir : Pangkalpinang / 21 Februari 1946
Istri : Dra. Juheini MSi
Anak :
1. Ratna Sita Handayani BSc Hns
2. Adi Nurrahman ST
3. Yudi Suryawicaksana SE
4. Retna Mita Damayanti
Pengalaman Organisasi
* Ketua Senat Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia (UI) — sekarang FMIPA UI — (19681970)
* Anggota MPM UI (19711972)
* Ketua HMI KORKOM UI (1971)
* Ketua III HMI Cabang Jakarta (1972)
* Ketua Umum ISBA cabang Jakarta (19701972)
* Ketua Umum PB ISBA (19741976)
* Ketua Umum Musyawarah Keluarga Masyarakat Bangka (MKMB) Jakarta dan sekitarnya (19982002)
* Penasehat Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ISBA (20072010)
Sumber : Harian Pagi Bangka Pos edisi Minggu, 30 November 2008 (www.bangkapos.com)
Comment Form under post in blogger/blogspot