Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 07 November 2007

Rahma Azhari Minta Cerai

Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi

RUMAH tangga model cantik Rahma Azahari dengan Alfay Rauf di ujung tanduk. Pasca pengeroyokan atas dirinya yang melibatkan sang suami, Rahma memutuskan untuk bercerai. Menurut Rahma selama ini pernikahannya dengan Rauf hanya memberikan penderitaan dan perasaan tertekan. Terlebih setelah insiden penganiyaan dan pengeroyokan yang dilakukan Rauf bersama saudara-saudaranya dan juga teman- temannya di sebuah klub malam di Jakarta, Minggu (4/11) dinihari lalu.

Permintaan cerai diungkapkan Rahma usai membuat pengaduan di kantor Komnas Perempuan di Jalan Latuharhari, Jakarta, Rabu (7/11) sekitar pukul 13.10 WIB. Dengan sedikit terisak, Rahma memohon agar Rauf segera menceraikan dirinya.

"Kalau Rauf masih menggantung-gantungkan saya, saya akan mengmbil langkah sendiri dengan bantuan pengacara saya, Pak Secar (Secarpiandy-red) untuk mengurus proses perceraian saya secepatnya," ungkap Rahma kepada puluhan wartawan yang telah menunggu kehadirannya di kantor Komnas Perempuan.


Rahma mendatangi kantor Komnas Perempuan bersama kakak kandungnya Tya Azhari dan didampingi empat kuasa hukumnya. Setelah tiba dengan mengendari mobil Daihatsu Terios berwarna coklat, Rabu (7/11) sekitar pukul 12.22 WIB, Rahma Cs cukup kerepotan menghadapi puluhan wartawatan yang telah menunggu sejak dua jam sebelumnya. Kondisi kesehatan yang masih lemah membuat Rahma sempat terjatuh diantara kerumunan wartawan yang memegang kamera televisi dan kamera foto. Beruntung tim kuasa hukumnya, yang terdiri dari Secarpiandy, Kesanta Tarigan, Sutedja, dan Alex Ghazali Harapap, sigap membantu Rahma. Begitu pula petugas keamanan kantor Komnas Perempuan.

Ketika datang, tidak ada sepatah kata pun yang diungkapkan Rahma saat menerobos kerumunan wartawan. Dengan suara lirih ia hanya meminta diberikan jalan menuru ruang rujukan di kantor Komnas Perempuan. "Maaf ya mas, tolong kasih jalan dulu," katanya.

Lebih lanjut, ibu beranak satu kelahiran Jakarta 17 September 1981 itu bersedia memberikan keterangan setelah mencurahkan perasaan hatinya kepada perwakilan Komnas Perempuan di ruang rujukan. Sebelum berbicara, Rahma menyatakan tidak akan ada sesi tanya jawab.

Rahma mengatakan dengan musibah yang menimpanya, yaitu penganiyaan dan pengeroyokan yang dilakukan Rauf, ia tidak ingin lagi membesar- besarkan masalah tersebut. Kedatangannya ke Komnas Perempuan hanya untuk meminta dukungan moral.

"Paling tidak saya merasa ada yang memberikan support, jadi saya merasa tidak sendirian," ujar Rahma yang mengenakan kemeja putih lengan pendek bermotif volkadot.

Menurut Rahma, penderitaan yang dialaminya bukan hanya berupa penderitaan fisik. Ia juga mengalami penderitaan verbal yang kerap dilakukan keluarga dan teman-teman Rauf. Atas perlakuan itu, kini Rahma benar-benar merasa tidak tahan. Apalagi setelah penganiayaan dan pengeroyokan yang dilakukan Rauf, saudara-saudaranya, dan teman-temannya di muka publik pada akhir pekan lalu.

"Serendah-rendahnya saya, senista-nistanya saya di mata keluarga Rauf, saya hanya lah seorang perempuan dan ibu yang punya rasa dan tanggung jawab untuk mengurus anak. Jadi kalau perkawinan saya dan Rauf membuat saya menderita dan tertekan, saya mohon Rauf untuk segera menceraikan saya," tegasnya seraya menitikkan air mata.

Terpisah, Kesanta Tarigan, anggota kuasa hukum Rahma, menyebutkan kalau keluh-kesah Rahma baru sebatas ditampung pihak Komnas Perempuan. Disinggung mengenai langkah selanjutnya, Kesanta enggan memberikan jawaban. Ia mempersilahkan wartawan untuk menyaksikan perkembangan lebih lanjut dalam kasus Rahma. Ia juga meminta wartawan untuk bertanya langsung kepada Rahma perihal prahara rumah tangganya dengan Rauf. (*)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net