UMR Jadi Kendala
Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi
DALAM perencanaannya membangun industri hilir di Babel, Gubernur Babel Eko Maulana Ali mengatakan Upah Minimum Regional (UMR) menjadi suatu kendala. Pasalnya, kebanyakan investor tidak ingin berinvestasi di daerah dengan UMR yang tinggi. Di Babel sendiri, Gubernur mengatakan UMR telah ditetapkan sebesar Rp 819.000.
"Tapi nanti kita akan melakukan upaya-upaya seperti memberikan intensif sehingga para pekerja tetap merasakan UMR seperti yang telah ditetapkan. Kita juga akan melakukan upaya lain agar para investor tidak terberatkan dengan hal itu. Seperti misalnya memudahkan pelepasan lahan," ujar Gubernur kepada Bangka Pos Group di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (26/11).
Gubernur menyebutkan permasalahan UMR telah terbukti membuat para investor hengkang dari suatu daerah. Perihal itu pula yang mendorong investor untuk memutuskan berinvestasi. Gubernur mencontohkan perbincangannya dengan seorang kenalan bisnis yang memutuskan berinvestasi di daerah Semarang, Jawa Tengah.
Menurut Gubernur, teman yang dikenalnya dari luar negeri itu mendirikan pabriknya di Semarang karena daerah itu memberlakukan UMR yang cukup rendah. "Kalau tidak salah UMR-nya sekitar Rp 600.000. Itu jelas-jelas lebih rendah dari yang lain dimana rata-rata Rp 800.000," katanya.
Meski demikian, seperti telah dikatakannya, Pemprov Babel akan memudahkan para investor yang ingin berinvestasi di industri hilir yang bakal dikembangkan. Selain salah satu solusi terkait UMR, Gubernur berjanji tidak akan menghambat para investor dengan peraturan-peraturan.
"Kalau ada yang mau investasi sekarang, akan saya tandatangani. Tinggal nanti saya hubungi anak buah saya untuk mengurusnya. Tapi syaratnya di bidang industri hilir ya," tegas Gubernur dengan nada optimis. (*)
Comment Form under post in blogger/blogspot