Wawancara Eksklusif Dengan Yahuza (1)
Putra Babel Pertama Peraih Emas Sea Games
YAHUZA, atlet marathon Indonesia asal Babel, berhasil meraih medali emas dalam Sea Games XXIV di Thailand. Prestasi itu tentu saja membuatnya sangat bangga. Apalagi keikutsertaan Yahuza dalam Sea Games kemarin adalah untuk yang pertama kalinya. Kemarin, Kamis (13/12), Yahuza tiba di tanah air bersama kontingen atletik Indonesia yang sebelum berlaga di Sea Games. Di sela-sela acara jamuan makan malam di Front Row Cafe, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, wartawan Bangka Pos Group, M Ismunadi, mewawancarai Yahuza secara khusus. Berikut petikannya :
Bagaimana perasaan anda dengan perolehan medali emas di Sea Games kemarin?
Saya sangat bahagia dan bangga sekali. Karena ini emas pertama Indonesia di bidang atletik setelah 10 tahun. Terakhir, Indonesia dapat emas terakhir tahun 1997, dan sekarang baru bisa dapat emas lagi. Saya juga bangga karena berhasil mengharumkan nama Indonesia sekaligus mengibarkan bendera kita di negara lain. Jarang loh bendera Indonesia dikibarkan di negara lain. Kalau bukan menyambut datangnya presiden atau atlet yang juara, bendera Indonesia jarang dikibarkan.
Apa yang menyemangati Anda hingga akhirnya meraih medali emas?
Yang pertama tentu saja keluarga. Apalagi dengan status saya yang sudah beristri. Tanggung jawab terhadap istri membuat saya sangat termotivasi. Lalu ada juga dukungan dari teman-teman yang terus mendampingi selama lomba. Ada yang mengiringi dengan mobil sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Begitu pula dengan teman-teman yang ada disepanjang jalan yang dilewati saat lomba. Waktu dengar lagu Indonesia Raya, saya rasanya merinding dan itu semakin memacu semangat untuk memenangkan lomba kemarin.
Waktu menyentuh garis finish, bagaimana perasaan anda?
Senang, bahagia sekali lah pokoknya. Susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Semua orang pasti kan ingin jadi juara. Dan saya sendiri berhasil menjadi putra Babel pertama yang meraih medali emas. Sebelumnya memang ada yang mendapat medali di Sea Games tapi hanya medali perak.
Tanggapan keluarga bagaimana?
Setelah menyentuh finish, saya masih harus menjalani tes dopping. Setelah itu baru saya menelpon istri dan juga orang tua di Babel. Orang tua tentu saja senang dengan prestasi ini. Sementara istri awalnya tidak menyangka saya bisa meraih medali emas. Dia sempat menanyakan ulang tentang kabar yang saya berikan, katanya kamu jangan bercanda. Saya lalu bilang ini serius, baru kemudian dia mengucapkan selamat.
Lalu anda sendiri?
Saya sendiri tidak menyangka kalau bisa dapat emas. Karena selama latihan, rekan saya, yaitu Jauhari Johan, lebih baik daripada saya. Tapi entah kenapa waktu lomba, dia sedikit menurun daripada waktu latihan.
Selain medali emas, adakah bonus lain yang anda terima?
Bonus dari Menpora rencananya Rp 200 juta. Lalu dari KONI Kaltim juga katanya mau ngasih bonus. Begitu juga dengan Pemda Kaltim. Lalu dari Ketua DPRD Kaltim, beliau menjanjikan umroh. Semua itu dijanjikan sebelum saya berangkat ke Sea Games. Waktu itu ada pertemuan dan dibicarakan tentang itu.
Bisa Anda ceritakan sedikit tentang persiapan di Pelatnas?
Persiapan di pelatnas kemarin cukup bagus dibandingkan dengan persiapan PON atau yang lainnya. Apalagi kita waktu itu tidak dalam keadaan sakit atau cidera. Jadi cukup mulus lah. Kemarin pelatnas itu di Pangalengan, Jawa Barat.
Menurut anda bagaimana dengan rekor waktu yang diraih di Sea Games?
Sebenarnya kemarin di Sea Games saya terkendala waktu. Seharusnya saya bisa mencatat waktu lebih baik. Tapi karena ini adalah Sea Games saya yang pertama, saya masih mengukur kemampuan lawan.
Apa kunci sukses anda?
Disiplin adalah yang utama. Setiap atlet boleh saja hebat tapi kalau dia tidak displin pasti akan hancur. Displin di sini dalam arti mengikuti perintah pelatih seperti misalnya kalau istrihat satu menit, ya sudah istirahatnya segitu. Lalu juga displin mengikuti program latihan yang telah dibuat.
Saya sangat menyayangkan junior-junior saya yang ada di Babel, khususnya di Pangkalpinang. Kalau latihan, mereka disuruh istrihat satu menit tapi pasti istirahatnya dua atau tiga menit. Lalu, kalau habis interval kan harus kita tidak boleh langsung berhenti. Untuk junior-junior saya di Babel, saya berpesan agar mereka bisa lebih baik dengan meningkatkan displinnya.
YAHUZA, atlet marathon Indonesia asal Babel, berhasil meraih medali emas dalam Sea Games XXIV di Thailand. Prestasi itu tentu saja membuatnya sangat bangga. Apalagi keikutsertaan Yahuza dalam Sea Games kemarin adalah untuk yang pertama kalinya. Kemarin, Kamis (13/12), Yahuza tiba di tanah air bersama kontingen atletik Indonesia yang sebelum berlaga di Sea Games. Di sela-sela acara jamuan makan malam di Front Row Cafe, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, wartawan Bangka Pos Group, M Ismunadi, mewawancarai Yahuza secara khusus. Berikut petikannya :
Bagaimana perasaan anda dengan perolehan medali emas di Sea Games kemarin?
Saya sangat bahagia dan bangga sekali. Karena ini emas pertama Indonesia di bidang atletik setelah 10 tahun. Terakhir, Indonesia dapat emas terakhir tahun 1997, dan sekarang baru bisa dapat emas lagi. Saya juga bangga karena berhasil mengharumkan nama Indonesia sekaligus mengibarkan bendera kita di negara lain. Jarang loh bendera Indonesia dikibarkan di negara lain. Kalau bukan menyambut datangnya presiden atau atlet yang juara, bendera Indonesia jarang dikibarkan.
Apa yang menyemangati Anda hingga akhirnya meraih medali emas?
Yang pertama tentu saja keluarga. Apalagi dengan status saya yang sudah beristri. Tanggung jawab terhadap istri membuat saya sangat termotivasi. Lalu ada juga dukungan dari teman-teman yang terus mendampingi selama lomba. Ada yang mengiringi dengan mobil sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya. Begitu pula dengan teman-teman yang ada disepanjang jalan yang dilewati saat lomba. Waktu dengar lagu Indonesia Raya, saya rasanya merinding dan itu semakin memacu semangat untuk memenangkan lomba kemarin.
Waktu menyentuh garis finish, bagaimana perasaan anda?
Senang, bahagia sekali lah pokoknya. Susah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Semua orang pasti kan ingin jadi juara. Dan saya sendiri berhasil menjadi putra Babel pertama yang meraih medali emas. Sebelumnya memang ada yang mendapat medali di Sea Games tapi hanya medali perak.
Tanggapan keluarga bagaimana?
Setelah menyentuh finish, saya masih harus menjalani tes dopping. Setelah itu baru saya menelpon istri dan juga orang tua di Babel. Orang tua tentu saja senang dengan prestasi ini. Sementara istri awalnya tidak menyangka saya bisa meraih medali emas. Dia sempat menanyakan ulang tentang kabar yang saya berikan, katanya kamu jangan bercanda. Saya lalu bilang ini serius, baru kemudian dia mengucapkan selamat.
Lalu anda sendiri?
Saya sendiri tidak menyangka kalau bisa dapat emas. Karena selama latihan, rekan saya, yaitu Jauhari Johan, lebih baik daripada saya. Tapi entah kenapa waktu lomba, dia sedikit menurun daripada waktu latihan.
Selain medali emas, adakah bonus lain yang anda terima?
Bonus dari Menpora rencananya Rp 200 juta. Lalu dari KONI Kaltim juga katanya mau ngasih bonus. Begitu juga dengan Pemda Kaltim. Lalu dari Ketua DPRD Kaltim, beliau menjanjikan umroh. Semua itu dijanjikan sebelum saya berangkat ke Sea Games. Waktu itu ada pertemuan dan dibicarakan tentang itu.
Bisa Anda ceritakan sedikit tentang persiapan di Pelatnas?
Persiapan di pelatnas kemarin cukup bagus dibandingkan dengan persiapan PON atau yang lainnya. Apalagi kita waktu itu tidak dalam keadaan sakit atau cidera. Jadi cukup mulus lah. Kemarin pelatnas itu di Pangalengan, Jawa Barat.
Menurut anda bagaimana dengan rekor waktu yang diraih di Sea Games?
Sebenarnya kemarin di Sea Games saya terkendala waktu. Seharusnya saya bisa mencatat waktu lebih baik. Tapi karena ini adalah Sea Games saya yang pertama, saya masih mengukur kemampuan lawan.
Apa kunci sukses anda?
Disiplin adalah yang utama. Setiap atlet boleh saja hebat tapi kalau dia tidak displin pasti akan hancur. Displin di sini dalam arti mengikuti perintah pelatih seperti misalnya kalau istrihat satu menit, ya sudah istirahatnya segitu. Lalu juga displin mengikuti program latihan yang telah dibuat.
Saya sangat menyayangkan junior-junior saya yang ada di Babel, khususnya di Pangkalpinang. Kalau latihan, mereka disuruh istrihat satu menit tapi pasti istirahatnya dua atau tiga menit. Lalu, kalau habis interval kan harus kita tidak boleh langsung berhenti. Untuk junior-junior saya di Babel, saya berpesan agar mereka bisa lebih baik dengan meningkatkan displinnya.
Comment Form under post in blogger/blogspot