6 Tahun Kuliah, Rektor Unmuh Malang jadi Doktor
SURABAYA -- Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Muhajir Effendy MAP akhirnya bertitel doktor setelah belajar enam tahun di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kamis (24/1).
Ini menggenapi kebahagiaannya karena sepekan lalu, Kamis (17/1), Muhajir terpilih lagi sebagai Rektor UMM periode 2008-2012. Pria asal Madiun yang berani menulis artikel 'Jadi Soehartois, Siapa Takut?' ketika Reformasi Mei 1998 baru saja bergulir itu tercatat sebagai doktor ke-1023 di Unair. Sedangkan di bidang ilmu sosial politik, ia doktor ke-100 di Unair.
Muhajir bikin disertasi berjudul Pemahaman tentang Profesionalisme Militer di Tingkat Elit TNI AD (Studi Fenomenologi pada Perwira Menengah TNI AD di daerah Garnizun Malang). Tim penguji yang diketuai Prof Soetandjo Wignjosoebroto kasih predikat sangat memuaskan untuk disertasi itu.
Ini menggenapi kebahagiaannya karena sepekan lalu, Kamis (17/1), Muhajir terpilih lagi sebagai Rektor UMM periode 2008-2012. Pria asal Madiun yang berani menulis artikel 'Jadi Soehartois, Siapa Takut?' ketika Reformasi Mei 1998 baru saja bergulir itu tercatat sebagai doktor ke-1023 di Unair. Sedangkan di bidang ilmu sosial politik, ia doktor ke-100 di Unair.
Muhajir bikin disertasi berjudul Pemahaman tentang Profesionalisme Militer di Tingkat Elit TNI AD (Studi Fenomenologi pada Perwira Menengah TNI AD di daerah Garnizun Malang). Tim penguji yang diketuai Prof Soetandjo Wignjosoebroto kasih predikat sangat memuaskan untuk disertasi itu.
"Riset untuk disertasi ini saya lakukan selama empat tahun," kata Muhajir usai ujian di Gedung Program Pascasarjana Unair. Promotor disertasinya adalah Prof Dr Hotman Siahaan, sedangkan co promotornya Kusnanto Anggoro.
Muhajir mengakui, proses belajarnya sampai enam tahun karena untuk masuk ke jaringan perwira militer menengah meski selevel Malang tidaklah mudah. Sebetulnya ada 34 perwira menengah di Malang tapi Muhajir hanya mengambil tujuh orang sebagai sampel penelitian.
"Mereka pucuk pimpinan di unit kerjanya masing-masing, " katanya.
Soal hasil disertasinya, Muhajir menyebutkan, elit militer di Malang memahami konsep tentara profesional bukan jati diri TNI yang otentik. Bagi mereka, jati diri TNI adalah tentara rakyat atau tentara pejuang atau tentara nasional saja. "Jadi, istilah tentara profesional itu lebih dipahami sebagai ciri umum di setiap negara," ujarnya. (suryalive.com/Mujib Anwar)
Comment Form under post in blogger/blogspot