Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Senin, 07 Januari 2008

Keluarga Soeharto Berantakan

NEWS ANALISIS
Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi

Arbi Sanit
Pengamat Politik UI

KONDISI kesehatan mantan Presiden RI HM Soeharto terus menurun. Spekulasi bahwa pemimpin orde baru yang sempat berkuasa selama 32 tahun itu bakal tutup usia pun bermunculan. Bagaimana kondisi perpolitikan Indonesia bila ditinggalkan Soeharto? Berikut analisa pengamat politik UI Arbi Sanit saat diwawancarai wartawan Bangka Pos, Muhammad Ismunadi, Sabtu (5/1) :


KEPERGIAN Soeharto tidak akan memberikan pengaruh besar terhadap sistem politik di Indonesia. Waktu selama 10 tahun sudah cukup bagi orang-orang Soeharto untuk melakukan perubahan diri dan beradaptasi dengan kondisi yang sekarang. Kalau pun mereka ingin bangkit, tentu melalui kekuatan-kekuatan politik yang ada. Seperti Golkar atau partai-partai baru. Atau mereka bikin partai-partai baru partai Hanura. Jadi saya kira mereka tidak akan kocar-kacir bila ditinggalkan Soeharto.

Adaptasi sudah dilakukan sejak Soeharto lengser dari kepemimpinan. Siapa yang bertahan ya pasti mati. Apalagi orang-orang yang sudah melewati 10 tahun itu tidak hanya sekedar untuk survive tapi develop atau berkembang kembali. Contohnya Liem Sioe Liong yang sekarang sudah bisa membeli berbagai macam perusahaan lagi.

Yang bakal mengalami goncangan adalah orang-orang yang berada di ring pertama yaitu keluarga. Kalau sahabat-sahabat dekatnya, seperti Liem Sioe Liong, itu sudah aman. Dia sudah bisa beli perusahaannya lagi. Bahkan uang yang dulu dipinjamkan negara itu diberikan jaminan bahwa hutangnya lunas.

Untuk keluarga, yang bakal mengalami masalah adalah pertama, soal pembagian harta warisan. Itu yang akan bikin guncang kalau Soeharto tidak membuat wasiat yang jelas. Kalau dia buat surat warisan yang lalu dibacakan di pengadilan maka itu akan jelas.

Namun kemungkinan itu tidak terjadi. Soeharto hanya akan menunjuk- nunjuk saja, tidak bagi-bagi dengan surat yang jelas, secara hukum. Nah, itu bisa berakibat sengketa dalam keluarga.

Sementara itu, partai-partai lain di Indonesia juga sudah bisa menyesuaikan diri. Mulai dari sumber keuangan hingga kekuasaan. Tidak lagi bertumpu pada Soeharto. Mungkin ada sebagian, tapi mereka akan lebih mudah melepasnya karena sudah 10 tahun. (*)


Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net

Powered by  MyPagerank.Net