Soeharto Kritis
Laporan Wartawan Bangka Pos, M Ismunadi
JAKARTA -- Kondisi kesehatan mantan Presiden RI HM Soeharto terus menurun, Sabtu (5/1). Mantan penguasa orde baru yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, itu disebut dalam keadaan kritis. Beliau juga sulit untuk diajak berkomuniskasi.
Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari usai membesuk Soeharto di RSPP, Sabtu (5/1). Sayangnya, Menkes enggan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kondisi pria yang sempat menjabat sebagai presiden RI yang kedua tersebut.
"Kritis, tidak bisa bicara lagi," kata Menkes yang lalu menerobos kerumunan wartawan di pintu masuk gedung RSPP, Jakarta.
Sebelumnya, tim dokter kepresidenan, yang diketuai Mardjo Soebandono, menyebutkan kondisi kesehatan Soeharto belum menunjukkan kemajuan berarti sejak dirawat di RSPP pada Jumat (4/1) lalu. Secara umum, keadaannya masih lemah dengan tekanan darah 80/50, mmHg jantung dan paru-paru juga masih belum membaik dengan obat-obatan yang diberikan.
"Penumpukan cairan di seluruh tubuh makin bertambah, terutama di paru-paru. Pemeriksaan di laboratorium memperlihatkan Hb menurun 8,3 gr% dan fungsi ginjal juga makin turun. Dengan pertimbangan di atas, tim dokter memutuskan tindakan-tindakan yang lebih intensif dengan monitoring yang sangat ketat," tutur Soebandono saat menggelar konferensi pers di auditorium RSPP, Sabtu (5/1).
Demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari usai membesuk Soeharto di RSPP, Sabtu (5/1). Sayangnya, Menkes enggan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kondisi pria yang sempat menjabat sebagai presiden RI yang kedua tersebut.
"Kritis, tidak bisa bicara lagi," kata Menkes yang lalu menerobos kerumunan wartawan di pintu masuk gedung RSPP, Jakarta.
Sebelumnya, tim dokter kepresidenan, yang diketuai Mardjo Soebandono, menyebutkan kondisi kesehatan Soeharto belum menunjukkan kemajuan berarti sejak dirawat di RSPP pada Jumat (4/1) lalu. Secara umum, keadaannya masih lemah dengan tekanan darah 80/50, mmHg jantung dan paru-paru juga masih belum membaik dengan obat-obatan yang diberikan.
"Penumpukan cairan di seluruh tubuh makin bertambah, terutama di paru-paru. Pemeriksaan di laboratorium memperlihatkan Hb menurun 8,3 gr% dan fungsi ginjal juga makin turun. Dengan pertimbangan di atas, tim dokter memutuskan tindakan-tindakan yang lebih intensif dengan monitoring yang sangat ketat," tutur Soebandono saat menggelar konferensi pers di auditorium RSPP, Sabtu (5/1).
Soebandono menambahkan tim dokter sudah melakukan transfusi darah guna mendongkrak kadar haemoglobin darah yang sehari sebelumnya diketahui rendah. Meski demikian, seiring kondisi kesehatan yang masih turun, tim dokter belum berani memutuskan untuk melakukan transfusi lagi.
Menurut Soebandono, pembengkakan yang dialami Soeharto dikarenanya jantung sebelah kanannya yang kurang kuat untuk memompa cairan- cairan di dalam tubuh. Hingga kemarin, penumpukan cairan sudah bisa di atasi di bagian kaki dan tangan. Namun, untuk di bagian perut, tim dokter belum bisa melakukannya.
"Ini belum organ failure (kegagalan organ tubuh-red), tapi kita takut menuju ke sana. Makanya ini dokter-dokter berkumpul supaya keadaan lebih baik," tegasnya seraya menambahkan bahwa berdasarkan hasil diagnosa penyakit yang diderita Soeharto sangat kompleks. Selain jantung, ginjal dan paru-parunya juga bermasalah.
Sejauh ini, tim dokter kepresidenan menyatakan bahwa Soeharto masih sadar. Tapi dia selalu mengantuk. Sementara itu, terkait penumpukan yang masih terjadi, tim dokter akan berusaha mengeluarkannya dengan terapi sulih guna menggantikan fungsi-fungsi cairan tersebut.
Disamping itu, apabila Soeharto mengalami gagal ginjal maka akan diambil tindakan cuci darah. Namun, lanjut Soebandono, tim dokter belum memutuskan untuk melakukan tindakan medis tersebut. Alasannya risiko yang akan ditempuh cukup tinggi.
Tindakan medis lain yang bakal diambil tim dokter kepresidenan adalah memasang satu alat pacu jantung lagi di tubuh Soeharto. Sebelumnya memang sudah ada alat yang sama, namun sekarang fungsi alat pacu tersebut sudah lemah.
"Karena lemah, terus kita tambah 1 lagi. Untuk infus tetap karena akan menjadi saluran untuk memasukkan obat-obatan. Secara umum fungsi jantung terganggu, fungsi ginjal juga turun. Kita takutkan fungsi paru-paru juga turun. Jadi penyakit beliau itu sangat kompleks," pungkas Soebando yang saat menggelar jumpa pers didampingi anggota tim dokter kepresidenan Djoko Rahardjo dan Pjs Direktur RSPP Djoko Sanjoto.
Ditangani 40 Dokter
Terpisah, mantan menteri keuangan Fuad Bawazier dan mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono menyebutkan sedikitnya 40 dokter terlibat dalam perawatan Soeharto kali ini. Para dokter itu adalah tim dokter kepresidenan.
"Meski keadaan beliau kritis, beliau tetap percaya dengan dokter Indonesia. Hingga sekarang ada 40 dokter yang memberikan perhatian pada mantan Bapak Presiden kita itu. Sehingga tidak hanya profesional, tetapi tetap diberikan perhatian kasih sayang," kata Haryono usai membesuk Soeharto di RSPP, Sabtu (5/1).
Berbeda dengan pernyataan Menkes, Haryono menyebutkan Soeharto masih bisa berbicara. Hal itu terbukti saat dia mengucapkan terima kasih ketika dijenguk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang datang bersama istrinya, Ny Ani Bambang Yudhoyo, ke RSPP, Sabtu (5/1) siang. SBY dan istri sempat menemui Soeharto dan keluarganya sebelum menggelar konferensi pers di kantor kepresidenan bersama Wapres Jusuf Kalla. (*)
Comment Form under post in blogger/blogspot