Subscribe

Statistik Pengunjung

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Jumat, 19 September 2008

Tingkatkan Perbaikan Lingkungan

* Pemprov Bentuk Anggaran Khusus


edisi: Jumat, 19 September 2008

JAKARTA, BANGKA POS -- Pemprov Babel berencana membuat pos anggaran khusus untuk lebih meningkatkan perbaikan lingkungan. Hal itu menyusul kesepakatan bersama gubernur seSumatera untuk Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera yang ditandatangani di Istana Ballroom Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Rabu (18/9) petang.

"Tadi sesuai dengan pesan Pak Mendagri bahwa tahun 2009 nanti sudah ada pos khusus, sebagai komitmen kita, dalam APBD untuk lingkungan. Pos khusus itu akan digunakan untuk kegiatan perbaikan lingkungan seperti reklamasi, reboisasi, serta membuat daerahdaerah bekas tambang menjadi area yang lebih produktif," ungkap Gubernur Babel H Eko Maulana Ali ditemui Bangka Pos Group usai pertemuan gubernur seSumatera di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, kemarin.

Menurut Eko, pembentukan pos khusus sesuai dengan pesan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Mardiyanto yang membuat Pertemuan Gubernur SeSumatera tersebut.

Eko menjelaskan, kesepakatan bersama gubernur seSumatera untuk penyelamatan ekosistem Pulau Sumatera merupakan hasil dari pertemuan gubernur seSumatera mengenai penyelamatan ekosistem Sumatera dengan pendekatan penataan ruang. Kesepakatan itu ditandatangani 10 gubernur atau kepala daerah di Sumatera, termasuk dirinya.

"Selain saya, yang hadir di pertemuan tadi yaitu Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mahyudin NS. Selebihnya diwakili oleh perwakilan masingmasing yang telah ditunjuk," ujarnya.


Eko menambahkan, kesepakatan bersama bertujuan mendorong seluruh kepala daerah termasuk kabupaten/kota serta stakeholder lainnya, untuk lebih memperhatikan lingkungannya saat melakukan penataan ruang masingmasing. Pasalnya, lingkungan di Sumatera kini sudah mulai dianggap parah. Hal itu ditandai dengan pengurangan secara drastis tutupan daerah itu sendiri.

"Artinya hutanhutan itu mulai gundul," kata orang nomor satu di Babel ini.

Secara umum, Eko menyebutkan bahwa pada tahun 1985 telah terjadi kerusakan hutan sekitar 20 persen di daerah Sumatera. Jumlahnya kini bertambah menjadi sekitar 30an persen. Dan kalau dibiarkan terus, lanjutnya, akan mempengaruhi lingkungan terutama dalam hal penyediaan air atau rawan terjadi bencana seperti banjir yang bisa mengakibatkan rusaknya tanam tumbuh serta membuat pertanian tidak bisa dijalankan dengan baik.

Disinggung tentang Babel, Eko mengaku perhatiannya tertuju pada kerusakan lingkungan akibat penambangan timah. Meski saat ini kerusakan lingkungan sudah mulai berkurang, namun hal itu dirasakan masih belum berimbang dengan upaya penghijauan.

"Jadi upaya penghijauan kelihatan begitu lambat. Dan kerusakan, baik akibat aktivitas pembangunan maupun penambangan itu terasa begitu cepat. Nah untuk ini, harus ada kiatkiat bagaimana kita menciptakan peraturan keseimbangan antara kerusakan akibat pembangunan dan bagaimana kita melakukan pelestariannya," tandash)Eko.

Komitmen Bupati/Walikota

Di samping membuat pos anggaran khusus, Eko juga menindaklanjuti kesepatakan gubernur SeSumatera dengan berencana menerapkan hal serupa di tingkat kabupaten/kota di wilayah Babel. Kesepakatan bersama bupati/walikota terkait upaya perbaikan lingkungan di Babel akan diupayakan pada rapat evaluasi rutin, yang biasa dilakukan sekali dalam dua bulan, pada Oktober mendatang di Pangkalpinang.

"Di rapat evaluasi nanti, ini (kesepakatan bersama soal lingkungan) yang akan kita tonjolkan. Bagaimana hal ini bisa dilaksanakan di Babel," katanya.

Menurut Eko, penyatuan persepsi sangat penting untuk mewujudkan hasil yang maksimal. Apalagi, selama ini terkadang ada kepentingankepentingan daerah kabupaten/kota yang tidak bisa diharmonisasikan dengan kepentingan yang lebih luas.

"Kadangkadang masih ada egosentralis. Untuk itu perlu komitmen," tegas Eko. (mun)

Poin Kesepakatan Bersama Gubernur Se-Sumatera Untuk Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera
1. Penataan ruang Pulau Sumatera berbasis ekosistem
2. Restorasi kawasan kritis untuk perlindungan sistem kehidupan
3. Melindungi kawasan yang memiliki nilai penting perlindungan sistem kehidupan, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.

Sumber : Bangkapos.com